INSTRUKTUR
Oleh : Saepullah
Ramadhan
adalah bulan yang terindah untuk semua insan manusia. Aku sendiri merasakan
demikian. Ramadhan selalu kujalani dengan penuh suka cita dan bahagia. Meskipun
demikian, namun ada rasa jemu yang selalu mengintai diriku sejak kecil. Fisikku
terlalu lemah di saat puasa jika membeli keperluan lebaran baik pakaian
lebaran, sampai ke bahan-bahan untuk membuat kue lebaran. Alhasil aku pasti
mengalami pusing tujuh keliling jika melakukannya. Hal ini selalu saja terjadi.
Namun aku menyiasati hal ini dengan membiarkan orangtuaku saja yang berbelanja
jika dalam kondisi puasa. Karena jika aku harus ikut maka alhasil aku pasti
mengulang kejadian yang sama yaitu kepalaku pusing dan akhirnya aku akan
pingsan.
Ramadhan
adalah bulan keberkahan. Aku harus mendapatkan keberkahannya dengan memberikan
energi positif kepada semua. Sebuah tawaran dari teman-teman di kampus untuk
menjadi instruktur pesantren saat Ramadhan pun banyak mendatangi diriku. Aku
bingung untuk mengatakan “ya” kepada teman-temanku. Hal ini karena sebuah
fisikku yang lemah tadi. Bujukan dan rayuan dari teman-teman untuk menjadi
instruktur pesantren terus menggodaku untuk mengambil bagian. Namun tetap saja
aku tidak sanggup karena memikirkan fisikku yang lemah.
Aku
hanya menjadi seseorang yang tak berguna jika harus menghadapi Ramadhan ini
hanya di rumah saja tanpa aktivitas menularkan kebaikan pada orang lain.
Akhirnya kucoba untuk memenuhi tawaran pahala dari teman-temanku dengan menjadi
pembicara pada sebuah pesantren Ramadhan. Aku hanya bisa menjadi pembicara saja
belum menjadi instruktur seperti teman-temanku yang lain.
Awal
mendapat tawaran menjadi pembicara sungguh berat. Tubuhku merasakan keanehan
luar biasa untuk memenuhinya. Namun kucoba langkahkan kakiku dengan “bismillah”.
Kukuatkan tekadku untuk berbagi kebaikan pada semua. Aku pergi untuk mengisi
pesantren ramadhan tersebut.
Nuansa
baru terjadi ketika kulihat wajah-wajah saudaraku peserta pesantren ramadhan
yang masih duduk dibangku sekolah dasar dengan penuh keceriaan untuk menjadi
seorang yang baik hati. Aku pun mengikuti kata hatiku untuk semangat dalam
menularkan kebaikan kepada semua. Akhirnya menjadi pembicara pun dengan penuh
semangat kujalani. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga harus berpisah
pada saudara-saudaraku yang menjadi peserta pesantren ramadhan tersebut. Ternyata
sebuah semangat yang membara mengalahkan fisikku yang lemah dalam berbuat
kebaikan. Aku berhasil menjadi seorang pembicara dengan landasan semangat
berbagi dan menularkan kebaikan. Aku pun bertekad untuk bisa menjadi instruktur
pada ramadhan berikutnya.
Baru
saja memikirkan untuk menjadi seorang instruktur, tiba-tiba saja temanku
mengajakku untuk menemaninya menjadi instruktur. Tak kusia-siakan kesempatan
ini. Aku menjadi instruktur. Pengalaman yang luar biasa untuk menjadi
instruktur.
Menjadi
instruktur pesantren ramadhan pun kujalani. Aku diberikan sebuah kesempatan
yang lain yaitu untuk menjadi seorang instruktur saat olahraga pagi di bulan
ramadhan tersebut. Aku bingung apakah aku bisa untuk menjadi instruktur senam
pada ramadhan. Namun aku tetap menjalaninya meskipun fisikku ini lemah. Aku
bertekad aku pasti bisa jika kuusahakan dengan itikad baik semata-mata karena
Allah. Akhirnya aku mengiyakan untuk menjadi instruktur senam. Sebuah kata yang
menyanggupiku untuk melakukannya adalah “bismillah”, semoga aku bisa untuk
melakukannya.
Tanpa
terasa gerakan demi gerakan senam aerobik yang sering kulakukan saat diluar
ramadhan pun bisa kulakukan. Akupun bisa dengan semangat luar biasa memberikan
intruksi kepada peserta senam. Aku mengatakan kepada peserta bahwa niatkan
senam ini juga karena Allah insya Allah
puasa tidak akan lelah. Melihat aku yang semangat peserta pun antusias
mengikutinya. Ternyata aku pun tidak merasakan akan pingsan seperti dahulu
kala. Sebuah niat yang baik semata-mata kulakukan karena Allah berimbas menjadi
hal positif. Aku pun semakin luar biasa menjalani hari-hari di bulan ramadhan
tersebut. Sungguh luar biasa keagungan Allah jika kita berniat melakukannya
karena Allah saja. Sungguh agenda luar biasa yang kujalani pada ramadhan
menjadi manusia yang telah berubah dari lemahnya kayu menjadi baja yang super
kuat. Subhanallah..
Postingan ini dalam rangka Lomba
Blog Pojok Pulsa:
Pojok Pulsa – Pulsa Elektrik - Pulsa Murah - Voucher Game Online.
Mau Pulsa Gratis? Follow: @pojoktweet | Facebook Page Pojok
Pulsa | Pojok
Pulsa Google Plus Page
2 komentar:
sukses pak..fotonya kayak caleg :d hehehhe
alhamdulillah tulisan ini berhasil meraih juara hiburan dari pojokpulsa.co.id
Posting Komentar