Mentransfer
suatu ilmu adalah suatu kenikmatan tersendiri bagi seseorang yang memang
mempunyai suatu kegemaran dengan dunia anak-anak. Seorang guru yang memang
memiliki jiwa pendidik akan dengan senang hati mentransfer suatu ilmu kepada
anak didik.
Ada
beberapa kasus yang seharusnya bisa dijadikan pengalaman :
1.
Guru yang baik adalah
guru yang digemari oleh siswa dalam metode pengajaran.
Tipe guru karakter ini
guru yang bisa memahami karakter siswa bagaimanapun kondisi siswa tersebut.
Guru tersebut bisa memotivasi siswanya untuk menjadi orang yang lebih baik.
Beberapa waktu yang lalu bisa dilihat dalam sebuah film tentang laskar pelangi.
Film tersebut menceritakan tentang sebuah motivasi kepada kita semua. Terlebih
kepada dunia pendidikan saat ini bahwa guru yang berhasil adalah guru yang bisa
melahirkan peserta didiknya menjadi seseorang yang berhasil saat mereka lepas
dari pendidikannya. Film lainnya yang bisa dijadikan sebuah contoh yaitu film
dari negeri Hindustan yang berjudul 3 idiot. Film ini menggambarkan tiga orang
pemuda yang menjadi bersahabat. Film ini digambarkan pemuda yang menginspirasi
adalah pemuda yang bisa mengarahkan seorang temannya menjadi orang yang
berhasil. Bukan mengikuti gerak dari universitas yang diidam-idamkan oleh orang
lain. Tetapi seharusnya orang yang berhasil adalah orang yang bisa mengikuti
sebuah minat yang terlahir dari dirinya. Bisa mengembangkan dirinya menjadi
orang sukses. Inilah yang seharusnya menjadi peran dasar seorang guru.
Menginspirasi dan penuh bimbingan kepada siswanya.
Berbicara tentang guru
yang menjadi pengawas, baik itu saat mengawas ulangan harian maupun ulangan
akhir semester hingga ujian nasional. Semua ini adalah sebuah beban moral bagi
seorang guru dalam hal menjadi seorang pengawas. Apakah seorang guru membiarkan
siswanya mencontek atauah tidak? Beban moral ini yaitu akan terlihat jelas saat
siswa sudah menjadi seorang yang sukses. Jika guru dalam mengawas membiarkan
siswa mencontek maka dimasa akan datang akan terciptalah sumber daya manusia
yang menghalalkan segala cara. Sebagai contoh pada saat ini bisa dilihat
berbagai tindakan korupsi, kolusi, ataupun nepotisme yang merajalela di negeri
ini. Sumber utamanya menurut penulis adalah terlihat jelas saat guru mengawas.
Guru membiarkan siswa untuk mencontek. Bahkan yang lebih parah lagi adalah
tidak menegurnya sama sekali. Artinya peran guru juga yang membiarkan tindakan
korupsi merajalela di dunia pendidikan. Hingga lebih parah lagi yaitu adanya
pungutan liar yang terjadi di dunia pendidikan terutama di sekolah yaitu
tentang iuran sekolah, hingga dana-dana lain apakah itu dana infaq masjid,
perpisahan sekolah, hingga dana kurban.
Satu hal yang terlihat
jelas yaitu saat ujian nasional. Jika dilihat di lapangan dengan lebih teliti
sebenarnya banyak kecurang yag terjadi di lapangan. Hal ini bisa dilihat dari
adanya konspirasi antara panitia di sekolah hingga pengawas silang dari sekolah
lain. Guru yang menjadi pengawas menuruti apa yang menjadi pijakan dari
panitia. Sebagai contoh yaitu masalah pengeleman berkas hasil ujian. Dalam hal
me-lem amplop coklat yang seharusnya adalah pengawas. Namun, sebuah taktik dari
panitia yaitu agar semua berkas sesuai dengan prosedur maka bagian me-lem
amplop dilaksanakan oleh panitia. Tentu hal ini menjadi bagian yang bisa
dijadikan celah untuk merubah jawaban siswa. Kriminal terjadi karena ada kesempatan. Dengan beberapa alasan
seperti : Apakah dikarenakan untuk menaikkan
peringkat di sekolah? Ataukah untuk meluluskan siswa dengan cara yang tidak
lazim?
Demikianlah yang
terjadi dalam dunia pendidikan kita saat ini. Akankah kita membiarkan siswa
kita menjadi koruptor berdasarkan pengalaman saat sekolah saat ini? Ataukah
kita menjadikan mereka sukses dengan sebuah kesuksesan yang berdasar atas
sebuah pengalaman moral yang diberikan oleh seorang guru. Semoga saja guru-guru
bisa menjadi lebih baik dalam hal mengajar maupun dalam hal mengawas ujian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar