Selasa, 13 November 2012

Guru : Sebuah kedilemaankah?





            Mentransfer suatu ilmu adalah suatu kenikmatan tersendiri bagi seseorang yang memang mempunyai suatu kegemaran dengan dunia anak-anak. Seorang guru yang memang memiliki jiwa pendidik akan dengan senang hati mentransfer suatu ilmu kepada anak didik.
            Ada beberapa kasus yang seharusnya bisa dijadikan pengalaman :
1.        Guru yang baik adalah guru yang digemari oleh siswa dalam metode pengajaran.
Tipe guru karakter ini guru yang bisa memahami karakter siswa bagaimanapun kondisi siswa tersebut. Guru tersebut bisa memotivasi siswanya untuk menjadi orang yang lebih baik. Beberapa waktu yang lalu bisa dilihat dalam sebuah film tentang laskar pelangi. Film tersebut menceritakan tentang sebuah motivasi kepada kita semua. Terlebih kepada dunia pendidikan saat ini bahwa guru yang berhasil adalah guru yang bisa melahirkan peserta didiknya menjadi seseorang yang berhasil saat mereka lepas dari pendidikannya. Film lainnya yang bisa dijadikan sebuah contoh yaitu film dari negeri Hindustan yang berjudul 3 idiot. Film ini menggambarkan tiga orang pemuda yang menjadi bersahabat. Film ini digambarkan pemuda yang menginspirasi adalah pemuda yang bisa mengarahkan seorang temannya menjadi orang yang berhasil. Bukan mengikuti gerak dari universitas yang diidam-idamkan oleh orang lain. Tetapi seharusnya orang yang berhasil adalah orang yang bisa mengikuti sebuah minat yang terlahir dari dirinya. Bisa mengembangkan dirinya menjadi orang sukses. Inilah yang seharusnya menjadi peran dasar seorang guru. Menginspirasi dan penuh bimbingan kepada siswanya.

2.        Guru yang saat mengawas ujian sangat ditakuti oleh peserta didik.

Berbicara tentang guru yang menjadi pengawas, baik itu saat mengawas ulangan harian maupun ulangan akhir semester hingga ujian nasional. Semua ini adalah sebuah beban moral bagi seorang guru dalam hal menjadi seorang pengawas. Apakah seorang guru membiarkan siswanya mencontek atauah tidak? Beban moral ini yaitu akan terlihat jelas saat siswa sudah menjadi seorang yang sukses. Jika guru dalam mengawas membiarkan siswa mencontek maka dimasa akan datang akan terciptalah sumber daya manusia yang menghalalkan segala cara. Sebagai contoh pada saat ini bisa dilihat berbagai tindakan korupsi, kolusi, ataupun nepotisme yang merajalela di negeri ini. Sumber utamanya menurut penulis adalah terlihat jelas saat guru mengawas. Guru membiarkan siswa untuk mencontek. Bahkan yang lebih parah lagi adalah tidak menegurnya sama sekali. Artinya peran guru juga yang membiarkan tindakan korupsi merajalela di dunia pendidikan. Hingga lebih parah lagi yaitu adanya pungutan liar yang terjadi di dunia pendidikan terutama di sekolah yaitu tentang iuran sekolah, hingga dana-dana lain apakah itu dana infaq masjid, perpisahan sekolah, hingga dana kurban.
Satu hal yang terlihat jelas yaitu saat ujian nasional. Jika dilihat di lapangan dengan lebih teliti sebenarnya banyak kecurang yag terjadi di lapangan. Hal ini bisa dilihat dari adanya konspirasi antara panitia di sekolah hingga pengawas silang dari sekolah lain. Guru yang menjadi pengawas menuruti apa yang menjadi pijakan dari panitia. Sebagai contoh yaitu masalah pengeleman berkas hasil ujian. Dalam hal me-lem amplop coklat yang seharusnya adalah pengawas. Namun, sebuah taktik dari panitia yaitu agar semua berkas sesuai dengan prosedur maka bagian me-lem amplop dilaksanakan oleh panitia. Tentu hal ini menjadi bagian yang bisa dijadikan celah untuk merubah jawaban siswa. Kriminal terjadi karena ada kesempatan. Dengan beberapa alasan seperti : Apakah dikarenakan untuk menaikkan peringkat di sekolah? Ataukah untuk meluluskan siswa dengan cara yang tidak lazim?
Demikianlah yang terjadi dalam dunia pendidikan kita saat ini. Akankah kita membiarkan siswa kita menjadi koruptor berdasarkan pengalaman saat sekolah saat ini? Ataukah kita menjadikan mereka sukses dengan sebuah kesuksesan yang berdasar atas sebuah pengalaman moral yang diberikan oleh seorang guru. Semoga saja guru-guru bisa menjadi lebih baik dalam hal mengajar maupun dalam hal mengawas ujian.
            

Tidak ada komentar: