gambar diambil di sini
Terpilihnya
Jakarta sebagai ibukota (diplomatic city)
dari ASEAN membuat Jakarta (Indonesia) sebagai Negara dengan pengaruh yang luar
biasa bagi Negara-negara lainnya di ASEAN. Hal ini telah ditetapkan pada KTT
ke-22 yang dilaksanakan di Brunei pada 24-25 April 2013 yang lalu. Sebagai
antisipasi kita juga harus memahami dengan keberadaan Indonesia sebagai Negara yang
diyakini bisa menjembatani Negara-negara lainnya di ASEAN.
Memang,
jika berbicara dengan struktur dan kondisi pemerintahan pada Negara-negara di
ASEAN, mungkin yang lebih cocok menjadi ibukota ASEAN 2015 adalah Singapura
dengan kondisi wilayah dan pemerintahan yang lebih baik dengan Indonesia.
Namun, ditunjuknya Jakarta menjadi diplomatis
of ASEAN ini dikarenakan dari adanya hubungan luar negeri Indonesia dengan Negara-negara
lainnya terutama di ASEAN adalah baik. Indonesia jarang sekali terdengar
mempunyai masalah dengan Negara-negara lainnya. Hanya saja Indonesia yang lebih
sering diserang oleh Negara lainnya sehingga menjadi perbincangan pada dunia.
Berbicara
Indonesia sebagai diplomatic city of
ASEAN memang sudah selayaknya melihat ke dalam terlebih dahulu. Apakah siap
atau tidak? Akankah ada dampak bagi Indonesia? Jawaban untuk siap atau tidak
siap yaitu harus SIAP. Tak ada kata mundur. Jika Negara lain telah
mempercayakan kepada Indonesia untuk menjadi diplomatic city of ASEAN, maka sudah selayaknya kita berfikiran
maju ke depan. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada di negeri Indonesia
ini.
Lalu,
akankah ada dampak bagi Indonesia? Ini juga tentu ada. Setiap perbuatan dan
aktivitas selalu ada dampak positif maupun negatif.
Dampak
positif bagi Indonesia yaitu bisa mengembangkan dunia kepariwisataan,
memperjualbelikan barang dagangan komoditas hasil negeri Indonesia, mengenalkan
dan menjual kekayaan alam yang ada di Indonesia kepada orang lain, menjalin
hubungn yang seimbang dengan Negara lain. Serta yang lebih utama dari itu semua
yaitu bisa mendapatkakn income berupa
devisa untuk Indonesia. Dari adanya income
di sini bisa digunakan untuk pembangunan wilayah baik fisik maupun non
fisik. Perlu adanya pembangunan yang merata bukan hanya sekedar terpusat di
kota/kabupaten saja. Tetapi harus menyeluruh hingga ke desa. Jika ini
terlaksana maka ini merupakan dampak yang positif. Namun, jika pemerataan
pembangunan tidak terlaksana di desa maka ini akan menjadi sebuah dampak negative.
Oleh sebab itu pembangunan fisik dan non fisik ini bisa diistilahkan sebagai
peluang dari terpilihnya Indonesia sebagai diplomatic
city.
Masih ada
juga hal-hal lain yang akan menjadi dampak negative bagi terpilihnya Indonesia
sebagai diplomatic city of ASEAN. Yaitu
dengan adanya kebudayaan yang akan masuk ke Indonesia memungkinkan adanya
akulturasi budaya. Penyaringan budaya pun harus lebih ketat karena jika terlena
maka kebudayaan asli Indonesia akan hilang. Bangsa ini bisa menjadi bangsa yang
individualis, pragmatis, hedonism, konsumerisme, permisif, kelompok, dictator
mayoritas atau tirani minoritas.
Apalagi
ya..?
Dampak
lainnya sepertinya masih ada. Antara lain dampak positifnya yaitu adanya system
komunikasi yang cepat sampai ke Indonesia. Baik peluang kerja dan usaha maupun
investasi bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Peluang ini haarus
segera mungkin ditangkap jangan sampai diambil oleh orang lain lebih dahulu.
Oleh sebab itu Indonesia perlu menjadi bangsa yang sigap melihat peluang ini
untuk meningkatkan kesejahteraan bagi Indonesia.
Nah,
dari beberapa dampak yang dimungkinkan terjadi itu sudah selayaknya menjadikan negative
menjadi positif. Jika negative maka ini perlu dianggap sebagai peluang dan tantangan
yang harus segera diantisipasi dan dijadikan menjadi lebih positif. Jika Negara
lain telah memercayakan Indonesia menjadi diplomatic
city of ASEAN ini berarti Indonesia sudah bisa dianggap sebagai Negara yang
menjadi contoh bagi yang lainnya. Oleh sebab itu dampak negative yang akan
muncul nantinya harus segera diminimalisir adanya bahkan tidak ada jika perlu. Mari
kita bersama membangun negeri Indonesia menjadi lebih baik lagi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar