Dua bulan lagi kita
akan sampai pada usia empat tahun pernikahan. Usia yang bisa dikatakan masih
seumur jagung untuk kita lalui. Suka duka pun telah kita lalui bersama: Marah,
Tertawa, Bercanda hingga Vulgarnya kehidupan. Akulah jodohmu dan engkaulah jodohku.
Sayangku, melalui
surat ini ada beberapa hal yang ingin kusampaikan kepadamu. Tahukah engkau
saat-saat dimana aku akan menghadapi yang namanya “ijab dan qabul”. Rasa
menggigil dan kegundahan melanda hati bercampur aduk di dalam hatiku saat di
masjid yang hanya beberapa meter dari rumahmu. Sebelum itu, kejadian unik dan
menggelikan terjadi saat sarapan pagi di rumahmu. Tumpahnya makanan pagi itu
diiringi bebeapa tawaan dari beberapa orang yang melihatku membuktikan bahwa
aku mengalami keguncangan hati yaitu ragu dan kokoh bercampur dalam hati.
Begitupun berlinangnya air mata yang kutahan saat aku berada di masjid ketika
yang hadir pada ijab dan qabul nya pernikahan kita. Rasa meruah terjadi di
sana. Akhirnya aku berhasil melewati masa-masa untuk mengucapkan janji tulus “mitsaqan ghaliza” pada siang hari pukul
14. Dari sanalah bermula rasa cinta muncul dari dalam hatiku teruntukmu.
Sayangku, hampir
empat tahun kita melalui pernikahan kita. Pembagian tugas pun telah kita
lakukan dengan sebaik-baiknya. Penuh perhatian dan keikhlasan untuk
menjalankannya. Namun, lagi-lagi aku sering melalaikan dan tidak melakukannya
dengan baik. Aku masih sering mendapati dirimu yang melakukan tugas yang
dibebankan kepadaku. Apakah itu mencuci pakaian, bersih-bersih rumah, mengururs
anak dan banyak lagi aktivitas lainnya. Aku memang belum menjadi suami yang
baik dan sempurna untukmu. Maafkan aku ya sayangku. Aku akan berusaha untuk
segera memperbaikinya. Menutup segala lubang kesalahan dan kegagalan yang ada
pada diriku dengan sebuah kebaikan dan perbaikan sifat dan tingkah lakuku.
Ijinkan aku melakukannya ya sayangku.. Doakan aku untuk bisa melakukannya
dengan baik dan semata-mata mengharap keridhaan Allah ya sayangku.
Sayangku, terima
kasih kuucapkan kepadamu seta syukurku kepada Allah atas kesedianmu menjadi
istri bagiku. Keikhlasanmu menjadi penyempurna tulang rusukku. Kau telah
membuatku menjadi pria yang bahagia hidup bersamamu. Semoga hari-hari
berikutnya menjadi hari yang terindah dan termasyhur dalam mengarungi cita-cita
pernikahan kita diiringi penyemaian cinta kita. Amiinn..
Surat ini diikutsertakan dalam GA kusebut namamu dalam ijab dan qabul: http://www.jarilentikyangmenari.blogspot.com/2013/12/ga-kusebut-namamu-dalam-ijab-dan-qabul.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar