gambar diambil di sini
Apa yang
terbenak dalam pikiran jika terdapat kata Indonesia dan Vietnam? Lalu mengapa
harus bersimbiosis mutualisme? Ada apakah gerangan antara Indonesia dan
Vietnam?
Baiklah,
jika sejenak mencari tahu di bang google, dengan kata kunci Indonesia dan
Vietnam maka yang muncul adalah penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brasil.
Brasil mengekspor 28% , Vietnam berada pada urutan kedua dengan 12% sedangkan
Indonesia berada pada urutan ketiga dengan 7% dari seluruh volume ekspor kopi
dunia dengan pangsa pasar masing-masing.
Jika
melihat ke belakang, Vietnam itu belajar banyak dari Indonesia dalam
memproduksi panen kopi yang lebih baik. Hal ini terjadi pada tahun 1980 dimana
Vietnam mempelajari budi daya kopi kepada Indonesia. Dan sekarang Vietnam
berhasil mengalahkan Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan dunia akan kopi.
Kopi
dahulunya dianggap sebagai minuman dengan resiko penyakit yang sangat banyak.
Namun sebuah penelitian terbaru menyanggah hal tersebut. Ini mengakibatkan
dampak yang signifikan akan sebuah kegunaan dari minuman kopi ini.
Sebagaimana disebutkan menurut Harvard Women’s Health, ada beberapa manfaat
mengkonsumsi kopi beberapa cangkir sehari yaitu dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2, pembentukan batu ginjal, kanker usus besar, penyakit
parkinson, kerusakan fungsi hati (sirosis), penyakit jantung serta menghambat
penurunan daya kognitif otak,
Dari
adanya beberapa manfaat dengan mengkonsumsi kopi maka permintaan kopi atas
pangsa pasar di dunia pun akan semakin meningkat. Maka untuk memenuhi kebutuhan
tersebut perlu adanya saling bersimbiosis mutualisme antara Vietnam dan juga
Indonesia. Vietnam yang memiliki kemampuan berusahanya yang gigih bisa
mengalahkan Indonesia dalam menghasilkan biji kopi unggulan (baik kopi Robusta,
maupun kopi Arabika). Cara yang dilakukan Vietnam yaitu memanfaatkan sungai
Mekong yang diubah menjadi perkebunan kopi. Selain itu Vietnam pun tidak
menggunakan bibit kopi yang sudah tua, hal ini agar dihasilkan biji kopi yang
baik pada masa panen nantinya. Itulah sebuah kegigihan yang dilakukan oleh
Vietnam. Hal terpenting lainnya yaitu dukungan dari pemerintah Vietnam terhadap
petani kopi dan juga tenaga ahli penyuluhan untuk memberikan penyuluhan kepada
petani kopi. Namun, bagi Indonesia sendiri ada beberapa kemunduran yaitu
terkait tenaga ahli penyuluhan yang turun ke petani kopi serta biaya kopi yang
semakin mahal. Hal ini juga ditandai dengan kurang pedulinya pemerintah
Indonesia untuk menyokong kesuksesan penghasil kopi dan pengekspor kopi ke
pangsa pasar dunia. Oleh sebab itu perlu adanya saling keterikatan antara
Vietnam dan Indonesia dalam hal memenuhi kebutuhan kopi dunia, hal ini juga
mendukung terciptanya Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 nantinya.
Satu
hal yang sangat penting dalam hal memenuhi kebutuhan kopi di dunia yaitu saling
bersatu dalam hal menghasilkan kopi terbaik untuk kebutuhan pangsa pasar dunia.
Vietnam bisa memanfaatkan lahan yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk
perawatan dan peremajaannya maka perlu adanya pupuk yang dibawa sendiri dari
Vietnam, penyuluhan yang digunakan pun bisa berasal dari tenaga ahli Vietnam
untuk Indonesia. Dengan cara seperti ini kebutuhan pangsa pasar dunia akan kopi
pun bisa terpenuhi. Satu pihak di Vietnam bisa menghasilkan kopi di daerahnya
sendiri dan bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan kopi yang ada di
Indonesia dari adanya menanam bersama. Sedangkan Indonesia bisa mendapatakn keuntungan
dari semakin meningkatnya panen yang ada dari adanya bantuan dari Vietnam.
Inilah kiranya simbiosis mutualisme yang bisa digunakan secara bersama.
Namun
demikian, kondisi yang coba ditawarkan ini tidak semerta-merta lancer. Hal yang
harus tetap dijaga dari adanya simbiosis mutualisme ini yaitu rasa bersaudara
sesama Negara serumpun yaitu berada di ASEAN. Dengan hal persaudaraan ini maka
Komunitas ASEAN 2015 akan berjalan lancar dan lebih baik sesuai dengan yang
diharapkan.
Bahan Bacaan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar