GAMBAR DIAMBIL DI SINI
Berbicara tentang komunitas ASEAN 2015
memang sudah selayaknya ditunjang dari beberapa aspek keanggotaan yang ada.
Jangan sampai satu Negara menjadi lebih baik dan meningkat tajam namun di sisi
lain beberapa Negara mengalami keterpurukan. Oleh sebab itu perlu adanya saling
bantu membantu dan bahu membahu mencarikan alternatif hubungan yang bisa
mengangkat semua Negara anggota ASEAN menjadi lebih baik.
Saat ini hampir semua anggota ASEAN
sedang disibukkan dengan persiapan komunitas ASEAN 2015. Baik dari bidang
politik dan keamanan, ekonomi, maupun budaya. Namun, ada yang masih terlihat
gamang dan tidak memberikan dampak yang berarti bagi terlaksananya komunitas
ASEAN 2015 mendatang. Ialah Negara Laos. Negara yang baru membuka diri dengan ASEAN
ini sejak tahun 2004 meskipun terdaftar menjadi anggota ASEAN sejak 1997.
Ada beberapa alasan mendasar mengapa
Negara Laos sangat lambat dalam menjalin kemitraan yang baik di ASEAN. Antara
lain yaitu karena pengaruh dari sistem penjajahan yang diderita oleh rakyat
Laos. Bahkan tiga ideologis yang ada di Laos sangat saling mempengaruhi satu
sama lain bukan saja pada perpotilikan dan keamanan, namun juga pada berbagai
bidang lain dalam ekonomi, maupun budaya. Ini terlihat jelas pada era sebelum
tahun 1975.
Perkembangan Laos selanjutnya yaitu
pada tahun 1997 Laos mulai mencoba menjadi lebih baik dengan keikutsertaannya
di ASEAN. Hal ini dilakukan oleh Laos supaya bisa membuka mata dan mengambil
sesuatu yang lebih baik dari adanya hubungan antara Negara-negara ASEAN. Namun,
lagi-lagi Laos selama menjadi anggota ASEAN masih juga belum bisa membuka diri
atas apa-apa yang ada dari anggota ASEAN. Selanjutnya, tentu saja hal ini
sangat mengganggu kestabilan dan Negara Laos itu sendiri.
Perlahan namun pasti Laos akhirnya
menyadari bahwa keberadaan dirinya di ASEAN harus bisa menjadikan yang lebih
baik lagi bagi perkembangan negaranya. Hal ini bermula pada tahun 2004. Laos
menyatakan diri untuk lebih bersosialisasi dan berhubungan diplomatic dengan Negara-negara
di ASEAN. Hal ini terlihat dari adanya hubungan dengan negeri Indonesia. Pada
tahun 2012 sebagaimana disebutkan oleh MENLU Indonesia pada keterangan pers
KEMLU pada 11 Juli 2013 yang lalu bahwa, “dalam dua tahun terakhir hubungan
kedua Negara berada dalam titik menjanjikan, Perdagangan Indonesia – Laos meningkat
300 persen dalam satu tahun.”
gambar diambil di sini
Dalam keterangan pers saat itu juga
dikatakan oleh MENLU Marty bahwa Pada tahun 2012 perdagangan kedua negara
mencapai USD27 juta meningkat 300 persen dari tahun 2011 yang hanya mencapai
US$9,9juta.
Dari
adanya beberapa perubahan ini maka Laos bukan saja menjadi baying-bayang bagi Negara
di ASEAN. Namun, bisa menjadi penentu kebijakan bagi terlaksananya komunitas
ASEAN 2015 mendatang.
ANDAI AKU ADALAH
LAOS
Ini
adalah sebuah kata kunci yang ingin kkuberikan masukan untuk Laos dalam menuju
komunitas ASEAN 2015.
Bagian yang paling penting yang perlu
dilakukan adalah mengetahui 6 prinsip utama ASEAN yaitu
1. Hormat terhadap kemerdekaan, kesamaan, dan
identitas nasional semua Negara anggota
2. Setiap Negara berhak untuk memimpin negaranya dan
bebas dari campur tangan pihak luar
3. Masalah dalam negeri sebuah Negara tidak boleh
dicampuri oleh Negara lain
4. Perdebatan atau perbedaan antarnegara harus
diselesaikan dengan damai
5. Menolak menggunakan kekuatan militer
6. Kerja sama yang efektif dan saling menguntungkan
antara anggota.
Dari
beberapa prinsip yang ada tersebut membuktikan bahwa dalam ASEAN memang
menginginkan adanya sebuah perdamaian terjalin bagi Negara di ASEAN. Tentu saja
tanpa militer. Serta yang paling penting yaitu kerja sama yang efektif dan
saling menguntungkan. Ini menandakan bahwa ASEAN memang menginginkan anggotanya
menjadi lebih baik bukan sekedar menjadi baying-bayang dan tertunduk lemah di
antara Negara-negara yang ada di ASEAN.
Lalu,
apakah yang harus dilakukan agar terhindar dari adanya keterpurukan?
Tentu
saja hubungan yang lebih baik dengan Negara-negara sesama anggota ASEAN.
Sebutlah dengan Indonesia. Laos yang memiliki wilayah daratan yang lebih utama
(perbukitan, pegunungan dan hutan) bisa menjalin kerjasama dengan Indonesia
dalam mengembangkan hasil pertaniannya. Karena Indonesia telah memiliki ahli
dalam kehutanan. Hal ini bisa dijalin kerjasama yang lebih baik. Ditambah lagi,
dalam hubungan perdagangan pertanian pun Indonesia dan Laos telah menjalin
hubungan yang baik sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya di atas oleh
MENLU Indonesia.
Bagaimana
dengan Vietnam? Hubungan diplomatic dengan Negara Vietnam akan dilakukan pada
bidang perdagangan hingga mencapai USD 8 miliar. Hal ini tentu saja karena
hingga saat ini Vietnam memiliki 435 proyek investasi di Laos dengan total
modal USD 5,2 miliar.
Itulah
beberapa hubungan diplomatis yang bisa dilakukan.
Dari
sisi lain, Laos pun telah memiliki pariwisata yang menunjang wisatawan untuk
datang ke Negara Laos, antara lain : Mekong
River, Wisata di Ban Pak-Ou, Wisata di Luang Prabang, The Savannakhet Dinosaur
Museum, Van Phou Temple, Vientiane Capital Shooting Range, Pathokhe Laoderm, Adina dan Champa, Indigo Lao
dan Ban Phanom, Plain of Jairs, Bolaven Plateau, Ho
Chi Minh Trai, Golden
Triangle, dan masih banyak daerah objek wisata yang indah lainnya. Inilah daya tarik tersendiri yang bisa menambah devisa dan perekonomian bagi Laos.
Dari sisi pendidikan, Laos juga memiliki tenaga ahli yang mumpuni. Namun,
saying karena kebanyakan tenaga ahli yang dimiliki Laos masih memilih bekerja
di luar negeri selain Laos itu sendiri. Hal ini sama seperti negeri Indonesia
yang juga memiliki tenaga ahli yang lebih memilih bekerja di negeri orang
karena alasan upah yang lebih tinggi. Oleh sebab itu untuk meningkatkan Laos
supaya lebih baik dalam perkembangan Negara-negara ASEAN maka perlu adanya
pentransferan ilmu dan pengalaman tenaga ahli yang berkebangsaan Laos untuk
bisa kembali kepada negerinya yaitu Laos. Oleh sebab itu perlu adanya
peningkatan rasa kebangsaan yang tinggi bagi anak bangsa Laos untuk bisa
menjadikan negerinya sebagai yang lebih baik.
Inilah modal yang sangat
penting bagi Laos menuju Komunitas ASEAN 2015. Semangat!
Sumber
bacaan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar