Jokowi dilantik sebagai
presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2014. Sudah sepuluh bulan Jokowi
menjadi Presiden di Negara RI, beberapa perubahan terjadi di negeri Indonesia
ini. Banyak halangan dan rintangan yang tentunya dihadapi oleh presiden RI
ketujuh pak Jokowi. Begitupun permasalahan bangsa ini yang semakin hari semakin
unik dan memprihatinkan.
gambar diambil di sini |
Beberapa harapan ingin penulis sampaikan kepada pak
Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.
Ø Harapan
pertama, terkait masalah perekonomian yang terjadi di ngeri ini, yaitu merubah sistem
perekonomian di Indonesia agar lebih baik dari masa sebelumnya.
Masih terngiang dalam ingatan, saat
pelantikan Jokowi jadi presiden, nilai penguatan rupiah naik tipis, dollar
diperdagangkan di posisi Rp. 12045,-. Sudah menjadi kebanggaan dan berharap
Rupiah terus menguat. Namun, melihat kondisi perekonomian akhir-akhir ini,
dimana nilai Rupiah kian melemah dan pada akhir Agustus 2015 nilai tukar rupiah
terhadap dollar sudah di angka 14.000-an.
Kondisi lainnya yang makin terlihat
hingga akhir Agustus 2015 ini yaitu adanya subsidi BBM yang dikurangi bahkan
dihilangkan. Dampak dari penghilangan subsidi BBM dan menurunnya nilai tukar
rupiah maka akan berdampak kepada harga
barang yang juga kian melambung tinggi, serta semakin minimnya pengusaha luar
negeri yang akan melaksanakan bisnis di Indonesia. Dari dampak tersebut bisa
juga mengakibatkan kepada angka pengangguran yang semakin tinggi.
Oleh sebab itu penulis berharap
kepada pak Jokowi untuk kembali menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar, kembali
memberlakukan subsidi BBM, mengurangi angka pengangguran, serta menurunkan
harga barang yang ada.
Ø Harapan
kedua, terkait masalah ideologi yang ada di negeri Indonesia, yaitu kembali
menguatkan azas Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang maha Esa.
Harapan penulis kepada presiden
Jokowi didasari dari adanya kondisi ideologi-ideologi yang ada yang mulai
memecah belah azas tunggal Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Ideologi
yang ada tersebut yaitu adanya aliran-aliran tertentu seperti ahmadiyah, syiah,
bahkan ada sebuah gerakan lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI) yang
jelas-jelas merusak tatanan ideologi negeri Indonesia. Semoga pemerintahan yang
berada di bawah presiden Jokowi bisa kembali menguatkan azas tunggal Pancasila
sila Pertama khususnya yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ø Harapan
ketiga yaitu mewujudkan perpolitikan yang lebih baik. Hal ini terkait kondisi
perpolitikan di Indonesia, yaitu terjadinya pertentangan antara satu partai
politik (parpol) dengan partai politik lainnya, bahkan terjadi pertentangan
antara satu anggota dengan anggota lainnya yang berada satu parpol.
Pertentangan menjadi semakin tidak sehat. Pertentangan itu seharusnya bisa
diredam dengan sebuah maksud dari adanya pendirian sebuah parpol itu sendiri.
Pendirian parpol seharusnya memiliki 4 fungsi dan tujuan yaitu agegrasi
ideologi, adanya kebermanfaatan untuk masyarakat, fungsi advokasi, dan adanya
lahir generasi pemimpin-pemimpin bangsa. Oleh sebab itu penulis berharap agar
pak presiden Jokowi bisa meredam polemik yang terjadi antara satu partai dengan
parpol lainnya maupun antara anggota satu partai tertentu. Bukankah pendirian
parpol itu bermaksud untuk mewujudkan kejayaan bagi bangsa Indonesia.
Ø Harapan
keempat yaitu harapan adanya kehidupan sosial yang lebih baik bagi negeri
Indonesia. Harapan penulis kepada presiden Jokowi yaitu melihat kondisi social
masyarakat Indonesia yang terlihat keparahan dalam kesenjangan. Adanya si kaya
yang semakin melangit, dan juga adanya si miskin yang begitu melorot. Perbedaan
ini seharusnya presiden bisa memberikan sebuah stimulus berupa kesempatan baik
kepada si kaya maupun kepada si miskin untuk bersama membangun keberdayaan
kehidupan. Kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasar Pancasila sudah
seharusnya menghilangkan kesenjangan-kesenjangan sosial yang ada.
Ø Harapan
keempat yaitu memperbaiki dan menyebarluaskan kebudayaan yang ada di Indonesia
kepada negara lain. Harapan ini penulis ingat sebuah perkataan David Home,
“Adat istiadat adalah pedoman hebat bagi manusia.” Dalam hal ini di negeri
Indonesia terlihat sekali bahwa kehidupan hari ini tentang kebudayaan di
Indonesia sudah semakin terkikis. Budaya asli Indonesia mulai terkikis dan
mulai adanya gerakan-gerakan untuk menghapus kebudayaan Indonesia yang beragam
ini. Keindahan kebudayaan Indonesia yang beraneka sudah seharusnya diberdayakan
dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Yang terjadi saat ini adalah budaya
Indonesia semakin terkikis dan masyarakat Indonesia tidak mengenal bahkan
melupakan kebudayaan asli Indonesia. Ironis. Clitford Geetz pernah mengatakan “Tanpa manusia, budaya tidak ada, namun lebih
penting dari itu yaitu tanpa budaya manusia tidak akan ada.” Oleh sebab
itu, penulis berharap presiden Jokowi bisa mengembalikan kebudayaan Indonesia
menjadi terkenal di dunia dan juga di negeri Indonesia sendiri.
Ø Masih
berkaitan erat dengan kebudayaan yaitu kehidupan pendidikan di Indonesia sudah
semakin terpinggirkan. Indonesia memiliki peringkat di dunia yang jauh
tertinggal dibanding negara-negara yang berada di wilayah ASEAN. Harapan
penulis terhadap permasalahan pendidikan Indonesia sudah seharusnya menjadi
pemikiran bagi pemerintah agar masyarakat Indonesia memiliki tingkat
intelektual pendidikan yang tinggi. Sehingga nilai jual masyarakat Indonesia di
mata negara lain di dunia tidak bisa dipandang rendah dan sebelah mata.
Ø Dan
terakhir harapan penulis kepada presiden Jokowi yaitu untuk memperbaiki sistem
pertahanan dan keamanan. Pertahanan dan Keamanan di Indonesia yang mulai
mengalami degradasi. Terjadinya beberapa wilayah di Indonesia yang memisahkan
diri kepada Indonesia. Permasalahan pertahanan dan keamanan di Indonesia harus
lebih diperhatikan lebih intens lagi, mengapa? Kalau tidak diperhatikan lebih
intens maka Indonesia yang memiliki ribuan pulau ini bisa hilang dan semakin
terkikis dan Indonesia menjadi kenangan saja. Sejenak, mari mengingat sebuah
pesan dari pahlawan Indonesia yaitu Bung Tomo, “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat
membikin secarik kain putih menjadi merah putih selama itu kita tidak akan mau
menyerah kepada siapapun.”
Demikianlah
sebuah harapan yang coba penulis tuangkan dalam bentuk tulisan kepada presiden
Jokowi. Semoga Indonesia bisa menjadi bangsa dan Negara yang lebih mau
disbanding saat sekarang ini. Semoga.
Bekasi, 28
Agustus 2015
Tulisan ini pernah diikutkan pada lomba writing-contest.bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar