Kamis, 05 November 2015

Sebuah Harapan Kepada Presiden Jokowi


Jokowi dilantik sebagai presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2014. Sudah sepuluh bulan Jokowi menjadi Presiden di Negara RI, beberapa perubahan terjadi di negeri Indonesia ini. Banyak halangan dan rintangan yang tentunya dihadapi oleh presiden RI ketujuh pak Jokowi. Begitupun permasalahan bangsa ini yang semakin hari semakin unik dan memprihatinkan. 
 
gambar diambil di sini
Beberapa harapan ingin penulis sampaikan kepada pak Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia.
Ø  Harapan pertama, terkait masalah perekonomian yang terjadi di ngeri ini, yaitu merubah sistem perekonomian di Indonesia agar lebih baik dari masa sebelumnya.
Masih terngiang dalam ingatan, saat pelantikan Jokowi jadi presiden, nilai penguatan rupiah naik tipis, dollar diperdagangkan di posisi Rp. 12045,-. Sudah menjadi kebanggaan dan berharap Rupiah terus menguat. Namun, melihat kondisi perekonomian akhir-akhir ini, dimana nilai Rupiah kian melemah dan pada akhir Agustus 2015 nilai tukar rupiah terhadap dollar sudah di angka 14.000-an.
Kondisi lainnya yang makin terlihat hingga akhir Agustus 2015 ini yaitu adanya subsidi BBM yang dikurangi bahkan dihilangkan. Dampak dari penghilangan subsidi BBM dan menurunnya nilai tukar rupiah maka akan  berdampak kepada harga barang yang juga kian melambung tinggi, serta semakin minimnya pengusaha luar negeri yang akan melaksanakan bisnis di Indonesia. Dari dampak tersebut bisa juga mengakibatkan kepada angka pengangguran yang semakin tinggi.
Oleh sebab itu penulis berharap kepada pak Jokowi untuk kembali menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar, kembali memberlakukan subsidi BBM, mengurangi angka pengangguran, serta menurunkan harga barang yang ada.
Ø  Harapan kedua, terkait masalah ideologi yang ada di negeri Indonesia, yaitu kembali menguatkan azas Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang maha Esa.
Harapan penulis kepada presiden Jokowi didasari dari adanya kondisi ideologi-ideologi yang ada yang mulai memecah belah azas tunggal Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Ideologi yang ada tersebut yaitu adanya aliran-aliran tertentu seperti ahmadiyah, syiah, bahkan ada sebuah gerakan lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI) yang jelas-jelas merusak tatanan ideologi negeri Indonesia. Semoga pemerintahan yang berada di bawah presiden Jokowi bisa kembali menguatkan azas tunggal Pancasila sila Pertama khususnya yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ø  Harapan ketiga yaitu mewujudkan perpolitikan yang lebih baik. Hal ini terkait kondisi perpolitikan di Indonesia, yaitu terjadinya pertentangan antara satu partai politik (parpol) dengan partai politik lainnya, bahkan terjadi pertentangan antara satu anggota dengan anggota lainnya yang berada satu parpol. Pertentangan menjadi semakin tidak sehat. Pertentangan itu seharusnya bisa diredam dengan sebuah maksud dari adanya pendirian sebuah parpol itu sendiri. Pendirian parpol seharusnya memiliki 4 fungsi dan tujuan yaitu agegrasi ideologi, adanya kebermanfaatan untuk masyarakat, fungsi advokasi, dan adanya lahir generasi pemimpin-pemimpin bangsa. Oleh sebab itu penulis berharap agar pak presiden Jokowi bisa meredam polemik yang terjadi antara satu partai dengan parpol lainnya maupun antara anggota satu partai tertentu. Bukankah pendirian parpol itu bermaksud untuk mewujudkan kejayaan bagi bangsa Indonesia.
Ø  Harapan keempat yaitu harapan adanya kehidupan sosial yang lebih baik bagi negeri Indonesia. Harapan penulis kepada presiden Jokowi yaitu melihat kondisi social masyarakat Indonesia yang terlihat keparahan dalam kesenjangan. Adanya si kaya yang semakin melangit, dan juga adanya si miskin yang begitu melorot. Perbedaan ini seharusnya presiden bisa memberikan sebuah stimulus berupa kesempatan baik kepada si kaya maupun kepada si miskin untuk bersama membangun keberdayaan kehidupan. Kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasar Pancasila sudah seharusnya menghilangkan kesenjangan-kesenjangan sosial yang ada.
Ø  Harapan keempat yaitu memperbaiki dan menyebarluaskan kebudayaan yang ada di Indonesia kepada negara lain. Harapan ini penulis ingat sebuah perkataan David Home, “Adat istiadat adalah pedoman hebat bagi manusia.” Dalam hal ini di negeri Indonesia terlihat sekali bahwa kehidupan hari ini tentang kebudayaan di Indonesia sudah semakin terkikis. Budaya asli Indonesia mulai terkikis dan mulai adanya gerakan-gerakan untuk menghapus kebudayaan Indonesia yang beragam ini. Keindahan kebudayaan Indonesia yang beraneka sudah seharusnya diberdayakan dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Yang terjadi saat ini adalah budaya Indonesia semakin terkikis dan masyarakat Indonesia tidak mengenal bahkan melupakan kebudayaan asli Indonesia. Ironis. Clitford Geetz pernah mengatakan “Tanpa manusia, budaya tidak ada, namun lebih penting dari itu yaitu tanpa budaya manusia tidak akan ada.” Oleh sebab itu, penulis berharap presiden Jokowi bisa mengembalikan kebudayaan Indonesia menjadi terkenal di dunia dan juga di negeri Indonesia sendiri.
Ø  Masih berkaitan erat dengan kebudayaan yaitu kehidupan pendidikan di Indonesia sudah semakin terpinggirkan. Indonesia memiliki peringkat di dunia yang jauh tertinggal dibanding negara-negara yang berada di wilayah ASEAN. Harapan penulis terhadap permasalahan pendidikan Indonesia sudah seharusnya menjadi pemikiran bagi pemerintah agar masyarakat Indonesia memiliki tingkat intelektual pendidikan yang tinggi. Sehingga nilai jual masyarakat Indonesia di mata negara lain di dunia tidak bisa dipandang rendah dan sebelah mata.
Ø  Dan terakhir harapan penulis kepada presiden Jokowi yaitu untuk memperbaiki sistem pertahanan dan keamanan. Pertahanan dan Keamanan di Indonesia yang mulai mengalami degradasi. Terjadinya beberapa wilayah di Indonesia yang memisahkan diri kepada Indonesia. Permasalahan pertahanan dan keamanan di Indonesia harus lebih diperhatikan lebih intens lagi, mengapa? Kalau tidak diperhatikan lebih intens maka Indonesia yang memiliki ribuan pulau ini bisa hilang dan semakin terkikis dan Indonesia menjadi kenangan saja. Sejenak, mari mengingat sebuah pesan dari pahlawan Indonesia yaitu Bung Tomo, “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah putih selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun.
Demikianlah sebuah harapan yang coba penulis tuangkan dalam bentuk tulisan kepada presiden Jokowi. Semoga Indonesia bisa menjadi bangsa dan Negara yang lebih mau disbanding saat sekarang ini. Semoga.


Bekasi, 28 Agustus 2015



=======

Tulisan ini pernah diikutkan pada lomba writing-contest.bisnis.com

Tidak ada komentar: